Under Pressure #2

Banyak wajah ditekuk ketika "N" muncul ke permukaan.

"Bagaimana bisa?", mereka tak terima. Protes pun digencarkan.

"Aku sudah belajar mati-matian, tapi kenapa begini hasilnya?"

Pembelaan demi pembelaan mereka susun dan ajukan kepada sang pemberi "N".

"Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus memperjuangkan 'N'."

Lagi-lagi "N"-lah yang berada di atas angin. Semua akan mereka lakukan demi "N".

Tapi...

Apa istimewanya "N" hingga mereka berjuang mati-matian untuknya?

Apa yang akan mereka lakukan dengan "N"? Bisakah "N" mereka aplikasikan tanpa "I"?

Kenapa mereka tidak berjuang untuk "I"?

Kenapa mereka tidak menjadikan "N" sebagai bahan muhasabah diri saja?

Apa usaha mereka bisa dikatakan mati-matian jikalau hati mereka tak pernah ikhlas menjalani?

Apa mereka menikmati upaya mereka memperjuangkan "N"?

Bukankah mereka justru berada di bawah tekanan sang "N"?

lagi-lagi....

Under Pressure.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top