Aku di Negeri Pelangi
Aku berkelana ke
negeri pelangi. Disana ada banyak warna yang indah sedang menari. Ada merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, dan masih banyak lagi. Aku pun
terhanyut dan ikut menari. Sungguh, damai kurasakan dalam hati. Namun,
tiba-tiba sesuatu terjadi. Damai yang kurasa pun pecah menjadi serpihan resah.
Aku mendekat ingin tahu apa yang terjadi. Ternyata Merah dan Putih sedang
berselisih. Lirih kudengar putih berkata sambil menangis,
"Aku
memang tak seberani kamu, merah. Hiks...hiks....tapi hatiku bersih. Aku tak
pernah mengusikmu. Hiks...hiks...."
Merah pun
membalas perkataaan putih, " Iya, kamu mmang tak pernah mengusikku. Tapi
kamu selalu diam, tak pernah melakukan sesuatu yang berarti. Kamu hanyalah
Putih yang hambar dan tak pernah berani melakukan perubahan."
Tangisan Putih
pun terdengar kian membahana menyayat hati. Aku tak tahan hanya berdiam diri.
Kudekati mereka mencoba tuk satukan damai yang retak. Kutatap Merah dan Putih bergantian.
"Merah,
Putih, tahukah kalian mengapa negeri Pelangi ini jadi indah?"
Merah dan
Putih menggeleng bersamaan.
"Negeri
Pelangi ini jadi indah karena kalian semua." Aku mengedarkan pandanganku
ke semua warna yang ada.
"Negeri Pelangi
ini tak akan indah lagi jika hanya ada Merah, hanya ada Putih, ataupun warna
yang lain. Kita semua tidak ada yang sempurna, sayang. Pasti selalu ada bagian
yang kosong dalam diri kita. Itulah mengapa Tuhan menciptakan kita berbeda agar
bisa saling melengkapi dan mengisi kekosongan itu." Aku tersenyum pada
mereka. Kuhapus air mata Putih dan kuusap dada Merah.
"Tahukah
kalian siapa aku?"
Merah dan
Putih lagi-lagi hanya menggeleng.
"Aku
adalah kalian, Merah dan Putih yang bersatu."
Merah dan
Putih saling memandang tak mengerti.
"Kami?
Apa maksudmu?" tanya Merah dan Putih bersamaan.
"Akulah Pink. Aku tercipta karena ada Merah dan Putih. Aku
tercipta tidak hanya dari sebuah keberanian, tapi juga kesucian hati yang
melahirkan keceriaan, kelembutan, dan kedamaian. Disaat keberanianku melebihi
batas, darah Putih yang mengalir dalam nadiku akan meredamnya. Dan
disaat semua meragukan keberanianku, dengan bangga akan aku katakan ' Ada darah
Merah dalam arteriku' ."
"Seindah
itukah jika kami bersatu?" tanya Putih.
Aku mengangguk
dan berkata, "Ya, dan masih banyak lagi keindahan yang akan
tercipta."
"Bagaimana
seandainya salah satu di antara kami tidak ada?" tanya Merah.
"Aku
takkan tercipta dan para gadis pun akan sedih mendengarnya?"
"Mengapa
hanya para gadis yang sedih?" tanya Merah lagi.
"Karena
keceriaan dan keindahanku hanya bisa dirasakan dengan kelembutan hati. Dari
semua orang, sebagian besar kelembutan hati hanyalah dimiliki oleh para
gadis."
"Bagaimana
jika ada Pria yang memiliki kelembutan hati?" tanya Putih.
"Tentu
saja dia akan merasakan apa yang dirasakan para Gadis terhadapku jika dia juga
mau membuka hatinya untukku."
Merah dan
Putih tersenyum. Damai t'lah kembali. Tarian indah penuh warna kembali
digoyangkan. Gemerlap warna-warna baru yang tercipta menjadikan negeri Pelangi
semakin berwarna.
Inilah
kisahku. Sebuah warna yang selalu diidentikka dengan para Gadis. Sebuah warna
yang sering dihindari para Pria. Sebuah warna yang terkadang dianggap rentan
dan manja. Namun, aku adalah warna yang selalu berharap bisa mengembangkan
senyuman di bibir tiap insan yang melihat. Dan mungkin tidak hanya aku yang
berharap demikian. Sahabat-sahabatku pasti juga memiliki harapan yang sama.
with
luph,
Pink
|
0 komentar:
Posting Komentar